Jumat, 12 Juni 2009

Harga Mati Penurunan Suku Bunga Kredit

Dengan adanya penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia ( BI Rate) oleh Bank Indonesia (BI) menjadi 7%.

Laba perbankan umum nasional pada April 2009 menunjukkan tren peningkatan mencapai Rp 15,667 triliun dibandingkan dengan laba perbankan pada April 2008 yang sebesar Rp 11,863 triliun atau meningkat 32%. Sementara kenaikan laba signifikan terjadi pada kelompok bank asing dibandingkan dengan kelompok bank BUMN.(sumber :kajian statistik perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia)

sedangkan NPL bank-bank BUMN menunjukkan tren peningkatan terus-menerus dari 4,3% di Januari 2009, semakin meningkat menjadi 5,03% di April 2009.

kenaikan laba perbankan seperti yang dipaparkan kajian statistik perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia di atas, bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah suku bunga kredit perbankan yang tak kunjung turun. sehingga pendapatan perbankan menjadi sangat tinggi. padahal kita tahu suku bunga acuan Bank Indonesia telah mengalami penurunan menjadi 7%. seharusnya perbankan nasional harus merespon penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia ( BI Rate) dengan menurunkan suku bunga kredit mereka.

apa dampaknya bagi perekonomian nasional?
jawabannya sangat singkat, yaitu TIDAK AKAN BERKEMBANG

mengapa?
karena, dengan adanya suku bunga kredit tinggi yang di tetapkan oleh dunia perbankan maka sektor riil tidak dapat berjalan. hal ini dikarenakan sektor riil tidak memiliki modal proses produksinya. selain itu, dengan tingginya suku bunga kredit yang ditetapkan oleh dunia perbankan,maka akan membuka peluang tingginya NPL ( Non Perfoaming Loan). karena sektor riil tidak dapat mengembalikan pinjaman modal dari perbankan, sehingga pertumbuhan ekonomi akan terhambat. karena salah satu indikator pertumbuhan ekonomi adalah NPL yang rendah. untuk itu harga mati untuk penurunan suku bunga kredit perbankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar